Header Ads

Asal Usul Penggunaan Taji Sabung Ayam Bali


Sabung Ayam Bali ialah satu acara mengadu dua ekor ayam. Selintas memang sama dengan beradu ayam biasanya, tapi bila kita perhatikan ada beberapa ketidaksamaan yang menerangkan mengapa acara beradu ayam ini istimewa serta benar-benar populer di Pulau Dewata itu. 

Tajen namanya, acara mengadu dua ekor ayam ini mempunyai keunikan yang benar-benar kental yakni ayam yang diadu akan dipasangkan pisau pada satu diantara kakinya. Ayam yang dipakai cukup berlainan seperti yang kita seringkali lihat sampai kini. Mereka memakai ayam kombinasi dari type Asil, Filipina dan Bangkok membuahkan ayam aduan spesial Tajen yang diketahui dengan nama Ayam Bali. 

Riwayat Sabung Ayam Bali 


Umat Hindu di Bali populer otentik dengan budaya mereka yang telah menempel semenjak zaman dulu, diantaranya ialah upacara Yadnya. 

Yadnya ialah bermakna kurban suci yang dikerjakan dengan ikhlas tulus dalam ajaran Agama Hindu. Kata ini datang dari Bahasa Sanskerta: यज्ञ (yajña) yang disebut akar kata Yaj, yang bermakna memuja, persembahkan atau korban suci. Dalam praktik agama Hindu di Bali, ada lima type Yadnya yang disebutkan dengan Panca Yadnya. 

Acara Sabung Ayam sendiri terhitung dalam Bhuta Yandya yakni ritual yang dikerjakan untuk memberi persembahan pada beberapa Bhuta Saat yang mempunyai tujuan untuk menetralkan kemampuan alam hingga jadi serasi. Sabung Ayam ini sendiri dalam ritual Yandya Hindu Bali bernama Tabuh Rah (Mencurahkan Darah ke Tanah). 

Dalam ritual Tabuh Rah itu akan diadu dua ekor ayam jantan dimana semasing dipasangkan sebilah pisau tajam, dengan arah supaya mencurahkan darah dari ayam yang dipersembahkan itu. Pisau tajam ini diketahui dengan arti Pisau Taji, sebab gantikan peranan dari Taji alami yang dipunyai oleh ayam jantan. 

Ke-2 Ayam itu selanjutnya diadu sampai satu diantara ayam kalah serta darah bertebaran, berikut arah dari ritual Tabuh Rah itu. Ayam yang mati selanjutnya jadikan persembahan pada Bhuta Saat serta lengkapi ritual Yadnya itu. 

Penyimpangan Acara 


Sebab acara Tabuh Rah tersebut memakai ayam yang notabene bagus serta berani, membuahkan laga sabung ayam yang menarik serta memancing terdapatnya perjudian setiap saat sisi ritual ini dikerjakan. Memang taruhan tidak dengan terus-terang, tapi bukan rahasia umum ada banyak orang yang lakukan taruhan waktu melihat ritual. 

Ketertarikan beberapa pengemar sabung ayam serta perjudian pada akhirnya membuat acara spesial dimana cuma tampilkan Sabung Ayam tersebut yakni Tajen Bali. Tajen hampir sama dengan Tabuh Rah, tapi bukan adalah acara keagamaan tetapi murni satu acara mengadu dua ekor ayam memakai pisau Taji. 


Ketertarikan warga memang tinggi sekali pada acara sabung ayam ini, hingga menarik banyak pemirsa setiap saat ada acara Tajen di Bali. Bahkan juga banyak beberapa orang yang menempatkan taruhan bahkan juga difasilitasi adanya beberapa bandar yang meneriakkan atau kumpulkan taruhan dari beberapa pemirsa. 

Kira-kira demikianlah asal mula dari pemakaian Taji pada acara sabung ayam bali atau juga dikenal dengan nama Tajen ini. 

Rangkuman Taji Sabung Ayam 


Bila kita tanyakanlah pada beberapa pakar budaya serta tokoh warga di Bali, acara Tabuh Rah tidak sama juga dengan Tajen, Tabuh Rah ialah satu ritual upacara tradisi yang sakral serta harusnya tidak dikotori dengan perjudian. Sedang Tajen sendiri murni cuma untuk kesenangan serta perjudian, demikian kata mereka. 

Walau bagaimanapun pro-kontra memang terus ada tentang acara ini, selain memunculkan dampak jelek yakni perjudian, tidak terlepas masyarakat seputar memperoleh rejeki dari kehadiran Tajen tersebut. Misalnya beberapa pedagang makanan, minuman serta penjual pisau taji yang memperoleh rejeki melimpah dari jual barang dagangannya itu. Belum juga jadi satu daya tarik tertentu buat beberapa pelancong. 

Apa acara sabung ayam bali ini harus di hilangkan, atau malah ditata oleh pemerintah demikian rupa supaya lebih aman serta teratur? 

4 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.