Header Ads

Mappabitte manu Atau Massaung Manu - Sabung Ayam


‘Manu’ yang dalam bahasa Bugis berarti ayam, adalah kata yang benar-benar umum dalam kehidupan warga Bugis Makassar. Seseorang penulis bernama Gilbert Hamonic bahkan juga mengatakan jika kultur bugis benar-benar kental dengan mitologi ayam, “Jika memperoleh bahasan yang sama karena itu kata ini mungkin saja benar-benar memberi warna perjalanan riwayat serta kebudayaan Sulawesi Selatan” katanya . 

Warga Bugis Makassar memang jadikan ayam bukan cuma untuk ternak peliharaan untuk arah mengonsumsi saja, arah penting yang lain untuk membuatnya jadi hewan aduan. 

Riwayat Mappabbitte manu


Mappabitte manu dikenal juga jadi Massaung manu yakni penamaan orang Bugis untuk satu permainan yang dalam bahasa Indonesia bermakna “sabung ayam”. Massaung manuk ini dulu cuma dikerjakan beberapa raja serta bangsawan Bugis saat pagi atau sore hari untuk menyemarakkan pesta-pesta tradisi. 

Konon, permainan ini awalannya dari kesukaan beberapa raja mempertarungkan pemuda-pemuda di semua daerah kerajaannya untuk cari tubarani-tubarani (pahlawan) kerajaan yang akan dibawa ke medan pertarungan. Jadi pada saat itu yang disabung bukan ayam tetapi manusia. 

Tetapi, makin lama, mungkin sebab makin jarangnya berlangsung peperangan antarkerajaan, pertempuran antarmanusia itu menjadi pertempuran antarayam yang diberi nama massaung manuk. Pada saat itu permainan bukan sekedar dikerjakan dalam suatu kerajaan, dan juga antarkerajaan yang maksudnya bukan sekedar untuk bersenang-senang dan juga jadi arena beradu prestasi, gengsi serta tentu saja perjudian. 

Pemilik yang ayamnya tetap menang akan dipandang seperti orang yang sukses melatih ayam aduannya, serta kedudukannya akan dilihat tambah tinggi di golongan beberapa pengadu ayam. Selanjutnya, ayam aduan yang tetap menang dalam pertempuran bisa menjadi “maskot” kerajaan jadi simbol keberanian. Nama pemiliknya akan diketahui oleh semua masyarakat, baik di atau di kerajaan-kerajaan yang lain. Bahkan juga, saat itu banyak pahlawan Bugis yang seringkali memakai julukan yang sama dengan beberapa nama ayam yang populer di daerahnya semasing. 

Baca Juga : Sabung Ayam Kuala Langat Malaysia

Dalam perubahannya saat ini permainan yang dikatakan sebagai massaung manuk ini bukan sekedar dimainkan oleh golongan bangsawan saja, tetapi oleh oleh rakyat jelata. Permainan dapat dikerjakan setiap saat, tak perlu menanti terdapatnya pesta-pesta tradisi terlebih dulu. 

Sekarang permainan massaung manuk dilarang oleh pemerintah, selain sebab lebih mengutamakan pada motif perjudian, dipandang begitu kejam serta merendahkan martabat manusia. Walau sebenarnya, buat warga “tradisional” Bugis, memandang jika suatu yang bertanding sampai keluarkan darah, diakui akan meningkatkan keberanian serta kesaktian. 

Itu barusan selintas tentang Mappabbitte manu, bagaimana menurut anda tentang budaya ini?

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.